Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 92; Lukas 4; Ulangan 29-30
Ketika Dame Anita Roddick, pendiri Body Shop, menyatakan bahwa saham Body Shop sudah dijual kepada perusahaan kosmetik raksasa, L'Oreal pada tahun 2006, banyak orang yang kecewa dengan keputusannya. Body Shop adalah perusahaan kosmetik yang dikenal mengusung nilai-nilai etis, tidak memakai binatang sebagai kelinci percobaan, berkomitmen meningkatkan ekonomi para penghasil bahan-bahan kosmetik di negara dunia ketiga, menjaga kelestarian lingkungan, menentang kekerasan dalam rumah tangga dan mengkampanyekan self-esteem bagi semua perempuan.
Banyak orang khawatir akuisisi oleh L'Oreal akan membuat nilai-nilai luhur itu luntur terbawa arus kebijakan perusahaan induk yang dijuluki sebagai "perusahaan paling tidak bertanggung jawab di dunia". Surat kabar The Independent menerbitkan hasil polling yang menunjukkan popularitas Body Shop merosot tajam setelah keputusan akuisisi tersebut. Kritik tajam dari berbagai pihak pun bermunculan.
Menanggapi kekecewaan dan kekhawatiran itu, Roddick berkata, "Justru setelah menjadi bagian dari L'Oreal, kita bisa menularkan nilai-nilai kita pada mereka." Meskipun banyak orang bereaksi keras atas keputusan ini, Roddick telah mengambil keputusan yang berani untuk menjadi garam di tengah lingkungan yang jauh dari idealisme Body Shop-nya.
Sebagai orang Kristen, kita bisa mencontoh keberanian Roddick. Kita adalah garam dunia jadi tak perlu takut jika ditempatkan di perusahaan yang reputasinya buruk, rekan-rekan kerjanya ateis atau atasannya belum kenal Tuhan. Justru di situ kita bisa beraksi. Justru di situ kinerja kita sebagai garam akan tampak nyata.
Jadilah garam jangan di tengah lautan.